• Jelajahi

    Copyright © Roda Jurnalis
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Fadli Zon Luncurkan Dua Laboratorium Sastra, Dorong Karya Indonesia Mendunia

    Redaksi
    Jumat, 13 Juni 2025, 22:59 WIB Last Updated 2025-06-13T16:01:06Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini
    Foto : Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi meluncurkan Program Laboratorium Penerjemah Sastra dan Laboratorium Promotor Sastra.

    Jakarta, rodajurnalis.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon resmi meluncurkan Program Laboratorium Penerjemah Sastra dan Laboratorium Promotor Sastra, sebagai upaya memperkuat ekosistem sastra nasional sekaligus mendorong internasionalisasi karya sastra Indonesia.


    Peluncuran dua program ini ditandai dengan diskusi publik bertajuk “Sastra Mendunia: Peran Penerjemah dan Promotor dalam Internasionalisasi Sastra Indonesia”, yang digelar di Graha Utama, Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa (11/6/2025).


    “Buku dan sastra adalah aset strategis dalam diplomasi kebudayaan. Indonesia memiliki potensi besar untuk tampil di panggung sastra dunia, namun konektivitas dengan ekosistem global masih belum optimal,” ujar Fadli Zon dalam sambutannya.


    Menurutnya, Laboratorium Penerjemah Sastra dan Promotor Sastra hadir untuk menjembatani kesenjangan tersebut. Program ini dirancang sebagai ruang pembelajaran dan kolaborasi bagi penerjemah, editor, agen sastra, dan pegiat literasi guna mendorong karya sastra Indonesia dikenal secara luas di tingkat internasional.


    “Sastra itu sumber inspirasi yang melahirkan banyak ekspresi budaya, termasuk film. Kita punya karya seperti Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis dan Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono yang telah diadaptasi menjadi film. Potensi ini harus kita rawat dan kembangkan,” tambahnya.


    Diskusi publik turut dihadiri Dirjen Promosi, Diplomasi, dan Kerja Sama Budaya Endah T.D. Retnoastuti, Direktur Bina SDM Irini Dewi Wanti, Direktur Pengembangan Budaya Digital Andi Syamsu Rijal, serta Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Anissa Rengganis.


    Sejumlah tokoh hadir sebagai narasumber, antara lain penulis Eka Kurniawan, penerjemah Dalih Sembiring, Lara Norgaard, Dhianita Kusuma Pertiwi, serta agen sastra Jérôme Bouchaud dan Yani Kurniawan.


    Kedua laboratorium ini menjadi bagian dari tujuh program utama dalam inisiatif Penguatan Ekosistem Sastra di bawah koordinasi Anissa Rengganis. Lima program lainnya mencakup Manajemen Talenta Nasional (MTN) Bidang Sastra, Penguatan Komunitas dan Festival Sastra, Program Penerjemahan Sastra, serta Pengembangan Sastra berbasis Kekayaan Intelektual (IP).


    Laboratorium Penerjemah Sastra fokus pada pelatihan intensif bagi penerjemah pemula hingga profesional agar mampu membawa karya sastra Indonesia ke ranah global. Sementara itu, Laboratorium Promotor Sastra dirancang untuk membekali para agen dan promotor sastra dengan pengetahuan seputar agensi, hak cipta, strategi pitching, pemasaran hak terjemahan, hingga negosiasi kontrak penerbitan.


    Pendaftaran program dibuka pada 26 Mei hingga 15 Juni 2025 untuk kategori penerjemah, dan hingga 16 Juni 2025 untuk promotor. Pelaksanaan kelas dijadwalkan berlangsung Juli hingga September 2025 secara daring dan luring. Informasi lebih lanjut tersedia melalui akun Instagram resmi @pusbangfilm dan @kemenkebud.


    Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menambahkan bahwa sastra kini menjadi salah satu dari lima ekosistem budaya yang tengah diperkuat, selain film, musik, seni pertunjukan, dan seni rupa.


    “Dulu sastra Indonesia sangat hidup dan berpengaruh. Sudah waktunya kita mengembalikan posisinya sebagai tuan rumah di negeri sendiri dan aktor penting di panggung dunia,” katanya.


    Sementara itu, mentor program Lara Norgaard menyatakan antusiasmenya terlibat dalam Laboratorium Penerjemah Sastra. Ia berharap program ini menjadi ruang kolaborasi yang mendorong lahirnya penerjemah-penerjemah baru dari Indonesia.


    Senada dengan itu, Jérôme Bouchaud dari Astier-Pecher Literary Agency menilai sastra Indonesia punya potensi besar untuk dikenal luas. Namun, ia mengingatkan pentingnya kecermatan dalam mengidentifikasi karya potensial agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan.***(red) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini