![]() |
Foto : Dewan Pembina Ponpes Al-Zaytun, Syaykh Panji Gumilang (gambar screenshot youtube Lognews TV) |
INDRAMAYU, rodajurnalis.com – Dalam peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Mahad Al-Zaytun, hari Sabtu, (28/6 /2025), Syaykh Panji Gumilang menyampaikan pidato monumental mengenai masa depan pendidikan nasional.
Rekaman lengkap acara ini dikutip oleh kanal YouTube Log News TV, yang menyoroti pesan penting seputar Naskah Gagasan Pendidikan Indonesia Raya 2045.
Dalam pidato tersebut, Syaykh Panji mengapresiasi kehadiran para tokoh, termasuk Bapak Haji Insinyur Ilham Aidit, yang disebut sebagai bagian dari keluarga besar tokoh nasional.
Syaykh Panji juga memperkenalkan naskah gagasan yang telah dibagikan kepada sebagian hadirin sebagai arah baru menuju cita-cita Indonesia Emas 2045 melalui pembangunan 500 kawasan pendidikan berasrama yang berlandaskan Pancasila.
Yang menarik, konsep pendidikan ini selaras dengan pendekatan filosofis Novum Gradum—sebuah paradigma transformatif yang memadukan nilai tradisi, spiritualitas, dan metodologi modern.
![]() |
Foto : Screenshot channel youtube Log News TV |
Seperti gagasan spiral naik yang disampaikan Syaykh Panji, Novum Gradum pun menekankan pertumbuhan berjenjang dan berkelanjutan dalam sistem pendidikan, bukan sistem linier stagnan. Spiral naik digambarkan seperti pohon: berakar, tumbuh, berbuah, dan tumbuh kembali dengan kualitas yang meningkat.
"Jika Indonesia masih seperti hari ini di tahun 2045, jangan berharap akan terbilang di antara bangsa-bangsa," ujarnya. "Tetapi jika kita capai lompatan ini dengan baik, kita akan menjadi juara, minimal untuk diri sendiri."
Syaykh Panji juga menyoroti realitas unik Indonesia sebagai negara kepulauan. Dengan lebih dari 18.000 pulau dan ketimpangan kualitas pendidikan yang masih berpusat di Pulau Jawa, beliau menegaskan perlunya sistem pendidikan yang tak meniru mentah-mentah negara lain, tapi bertumpu pada karakter dan kebutuhan khas Indonesia.
Pidato ini menjadi penanda penting akan kebutuhan mendesak membangun filosofi pendidikan nasional yang menyeluruh—dan Novum Gradum bisa menjadi kerangka pencerahan menuju sistem pendidikan masa depan yang lebih arif dan inklusif.***(red)