Indramayu || rodajurnalis.com – Pondok Pesantren Al-Zaytun menggelar peringatan Hari Toleransi Sedunia pada Sabtu (16/11/2024) di Masjid Rahmatan Lil'Alamin, Indramayu, Jawa Barat.
Dengan tema “Melestarikan Budaya Toleransi dan Perdamaian Menuju Indonesia Raya Abadi”, acara ini menghadirkan tokoh lintas agama dan pakar akademik untuk mendorong dialog antarkeyakinan.
Hadir dalam sarasehan ini antara lain tokoh agama dari Katolik, Protestan, Konghucu, serta aliran kepercayaan. Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A., peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menjadi pembicara utama. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya moderasi beragama sebagai kunci menjaga harmoni sosial.
“Seringkali sikap intoleran dilakukan oleh mayoritas terhadap minoritas dengan anggapan bahwa menghakimi orang yang berbeda dapat terbebas dari hukuman Tuhan. Ini pemikiran yang perlu diluruskan melalui moderasi beragama,” ujar Ahmad Najib.
Menurutnya, moderasi beragama adalah sikap keseimbangan yang mengutamakan toleransi tanpa mengorbankan nilai-nilai kebangsaan. Ia juga menekankan peran penting pendidikan multikultural sebagai sarana efektif untuk mempromosikan toleransi dan perdamaian.
Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang toleransi dan kekayaan laut di atas Kapal LKM Gunung Pulosari di kawasan Pantai Utara Indramayu. Diskusi ini diawali oleh Syaykh Panji Gumilang yang memaparkan potensi laut Indonesia sebagai aset nasional.
Prof. Ahmad menambahkan bahwa perlindungan terhadap kelompok minoritas, seperti Ahmadiyah dan penghayat kepercayaan, harus menjadi prioritas. "Tekanan untuk meninggalkan identitas keagamaan bukanlah solusi. Hak asasi manusia, termasuk kebebasan beragama, harus dijaga,” pungkasnya.
Acara ini memperkuat komitmen Al-Zaytun dalam menciptakan harmoni sosial melalui pendekatan pendidikan dan dialog lintas agama. *** (red)