-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


 

Iklan


 

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pemprov DKI Jakarta Terus Memantau Kualitas Udara dari 31 Stasiun Pemantau dan Ambil Langkah Penanggulangan Pencemaran Udara

Minggu, 24 November 2024 | 08:53 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-24T02:15:39Z
Foto : Pantauan dari Udara di Kawasan Bundaran HI

Jakarta || rodajurnalis.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta terus mengawasi kualitas udara di ibu kota dengan memanfaatkan 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara yang tersebar di berbagai lokasi.


Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengungkapkan bahwa data pemantauan kualitas udara dapat diakses oleh masyarakat melalui situs resmi udara.jakarta.go.id. Platform ini menyajikan informasi dari berbagai sumber, termasuk DLH Provinsi DKI Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, serta Vital Strategies.


“Melalui platform tersebut, masyarakat dapat memantau kondisi kualitas udara secara real-time. Data yang tersedia berasal dari 31 Stasiun Pemantau Kualitas Udara yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta,” ujar Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa (19/11/2024).


Asep menjelaskan, berdasarkan pemantauan pada hari ini, kondisi udara di Jakarta berada dalam kategori "baik sampai dengan sedang". "Berdasarkan indikator IQAir, status kualitas udara saat ini juga menunjukkan kondisi ‘sedang’," tambahnya.


Langkah-Langkah Penanggulangan Pencemaran Udara


DLH Provinsi DKI Jakarta terus mengintensifkan upaya penanggulangan pencemaran udara. Beberapa langkah yang diambil antara lain memperketat pengawasan terhadap sumber emisi bergerak dan tidak bergerak, serta mendorong pemerintah daerah di sekitar Jakarta untuk lebih ketat dalam mengawasi industri yang berpotensi mencemari udara dan mengirimkan polusi ke Jakarta melalui angin.

Selain itu, DLH Provinsi DKI Jakarta juga memperkuat uji emisi kendaraan bermotor dan menggalakkan kampanye untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik, bersepeda, atau berjalan kaki, terutama untuk jarak dekat. Peran serta masyarakat dalam mengubah pola mobilitas ini diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas udara di Jakarta.


Analisis Kualitas Udara di Sekitar Gelora Bung Karno


Sementara itu, Pakar Kualitas Udara dari Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB), Ana Turyanti, mengungkapkan bahwa pada 19 November 2024, antara pukul 07.00–11.00 WIB, kualitas udara di sekitar Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, menunjukkan konsentrasi PM2.5 rata-rata 55 µg/m3, dengan nilai maksimum 57 µg/m3.


“Berdasarkan analisis, jika masyarakat terpapar udara tersebut selama 5 jam, karakterisasi risiko kesehatan non-karsinogenik akibat menghirup udara tersebut tercatat sebesar 0,4. Nilai ini masih berada di bawah ambang batas <1, yang berarti aktivitas di sekitar GBK pada hari itu aman untuk dilakukan," jelas Ana.


Menurut Ana, perhitungan ini dilakukan dengan asumsi bahwa masyarakat yang terpapar udara tersebut rata-rata berusia dewasa dengan berat badan sekitar 59 kilogram.


Komitmen Terus Meningkatkan Kualitas Udara


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udara di ibu kota dengan berbagai kebijakan dan kolaborasi lintas sektor. Dalam hal ini, peran serta masyarakat sangat penting untuk menjaga dan memperbaiki kualitas udara demi kesehatan bersama.



Aan Antoni AWPI

×
Berita Terbaru Update