-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


 

Iklan


 

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tim Media AsMEN Kunjungi Istana Kepresidenan Yogyakarta untuk Peringatan Hari Bela Negara

Jumat, 20 Desember 2024 | 19:13 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-20T12:14:35Z
Foto : Perwakilan media yang tergabung dalam Asistensi Media Nasional (AsMEN)

Yogyakarta || rodajurnalis.com – Sejumlah perwakilan media yang tergabung dalam Asistensi Media Nasional (AsMEN) mengunjungi Istana Kepresidenan Yogyakarta pada Kamis, 19 Desember 2024, dalam rangka memperingati Hari Bela Negara.


Kunjungan ini juga merupakan bagian dari program "Istana untuk Rakyat" yang digagas untuk lebih mengenalkan sejarah dan fungsi istana kepada masyarakat.


Tim AsMEN yang hadir terdiri dari jurnalis dari berbagai media, antara lain: Nurkholis dari MDINEWS, Sastra Suganda dari PBN, Sutarno dari BPI91, Suparman dari Inskanews, Suharmanto dari Inpopedia, dan Muh Hatta Tahir dari Ceritanews.


Setibanya di lokasi yang terletak di Kelurahan Ngupasan, Kemantrèn Gondomanan, Kota Yogyakarta, rombongan disambut oleh Nurhadi, petugas protokoler Istana, yang didampingi oleh Iis Subromalisi dan staf lainnya. Setelah registrasi, tim dokumentasi Istana mengajak para jurnalis untuk berpose di sejumlah lokasi di dalam kompleks Istana.


Rombongan kemudian menuju lobby utama Istana, di mana mereka menerima pengarahan dari Nurhadi.


Dalam kesempatan tersebut, Nurhadi memaparkan sejarah panjang Istana Kepresidenan Yogyakarta dan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di dalamnya. Salah satu yang disoroti adalah pertemuan antara Presiden Sukarno dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia.


"Siapapun boleh berkunjung ke Istana Kepresidenan, namun harus terlebih dahulu mengajukan permohonan ke Sekretariat Negara. Setelah persetujuan diterima, baik perorangan maupun kelompok bisa datang dan melapor kepada petugas jaga," ujar Nurhadi.


Kunjungan ini juga merupakan bagian dari program "Istana untuk Rakyat", yang diluncurkan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Program ini bertujuan untuk membuka akses lebih luas kepada masyarakat dalam mengenal sejarah dan keberadaan Istana Kepresidenan, yang menjadi simbol penting dalam perjalanan sejarah Indonesia.


Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Sekretaris Negara, Istana Kepresidenan Yogyakarta, yang lebih dikenal dengan nama Gedung Agung, memiliki sejarah panjang.


Gedung ini pertama kali dihuni oleh Residen Ke-18 Yogyakarta, Anthonie Hendriks Smissaert, pada tahun 1823. Gedung ini dibangun pada 1824 oleh arsitek A. Payen, yang merancang bangunan dengan gaya Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Pembangunannya sempat tertunda akibat Perang Diponegoro (1825-1830), namun dilanjutkan pada 1832.


Pada 10 Juni 1867, gempa bumi besar menghancurkan Gedung Agung, namun bangunan baru selesai dibangun pada 1869. Gedung ini semakin penting pada masa perjuangan kemerdekaan, ketika pada 6 Januari 1946, Yogyakarta menjadi ibu kota Republik Indonesia setelah pemerintahannya berpindah dari Jakarta.


Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi laman resmi Kementerian Sekretaris Negara Republik Indonesia.***(red) 



Sumber : AsMEN

×
Berita Terbaru Update