![]() |
Foto : (ke 5 dari kiri) Tokoh masyarakat sekaligus pembina Pusdiklat Gempita DR. H.C. H. Qodiran, S. Pd. I., M.Si,. menghadiri Pawai 1 Syuro 1447 Hijriah di Plaza Kantor Wali Kota Bekasi |
BEKASI, rodajurnalis.com — Memasuki tahun baru Islam, tokoh masyarakat sekaligus pembina Pusdiklat Gempita DR. H.C. H. Qodiran, S. Pd. I., M.Si,. menghadiri Pawai 1 Syuro 1447 Hijriah di Plaza Kantor Wali Kota Bekasi Jl. Ahmad Yani No. 01, Kelurahan Marga Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi. Kamis,(26 /6/2025)
H. Qodiran menyerukan makna terdalam dari momentum 1 Syuro 1447 Hijriah sebagai ajakan mensucikan “pusaka” umat Islam, yakni hati nurani. Dalam tradisi spiritual yang terus diwariskan, pembersihan hati dari kesombongan, kebohongan, dan ego menjadi inti dari peringatan ini.
“Hati adalah pusaka sejati. Membersihkan hati berarti menyingkirkan ego, membuang kesombongan, dan menanam kejujuran. Di momen 1 Syuro 1447 H ini kita perkuat nilai persatuan dan kebersamaan sebagai landasan membangun peradaban,” ujarnya dalam peringatan tahun baru Islam di Plaza Kantor Wali Kota Bekasi.
Lebih dari sekadar refleksi spiritual, 1 Syuro dipandang sebagai awal menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan nyata. H. Qodiran menekankan pentingnya memulai langkah kecil dari sektor ekonomi, pendidikan, hingga kewirausahaan sebagai bagian dari gerakan kolektif membangun masa depan bangsa.
“Jika kita bersatu hari ini, menanam nilai kebaikan dari hal-hal kecil, sepuluh atau dua puluh tahun ke depan generasi kita akan menikmati hasilnya,” lanjutnya.
Sebagai pembina Pusdiklat Gempita, ia juga menekankan pentingnya kaderisasi berkelanjutan melalui pelatihan dan pembinaan pemuda.
Upaya ini diarahkan untuk melahirkan karya nyata, dari pendidikan nonformal menuju pendirian institusi pendidikan formal bertajuk SD Gempita, SMP Gempita, SMA Gempita, SMK Gempita hingga perguruan tinggi.
“Inilah komitmen kami—membangun generasi muda pelopor Indonesia dan semesta melalui pendidikan yang terstruktur dan bermakna,” tegasnya.***(Aan)