![]() |
Gambar: Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi, Nesan Sudjana, (Doc. Podcast Asistensi Media Nasional) |
BEKASI, rodajurnalis.com — Kota Bekasi dikenal sebagai salah satu daerah dengan tingkat keberagaman tertinggi di Indonesia. Meski dihuni oleh warga dari beragam suku, agama, dan golongan, kehidupan sosial di kota ini tetap berjalan harmonis dan kondusif. Bahkan, beberapa tahun lalu, Kota Bekasi sempat meraih predikat sebagai kota paling toleran kedua di Indonesia setelah Singkawang, Kalimantan Barat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bekasi, Nesan Sudjana, menyebut capaian tersebut merupakan hasil kerja kolektif antara pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan media massa.
“Peran Kesbangpol sangat strategis dalam menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa di daerah. Tapi kami tidak bisa bekerja sendiri. Dibutuhkan kolaborasi dengan semua pihak, terutama media massa,” ujar Nesan dalam Podcast Asistensi Media Nasional (AsMEN) yang digelar pada 21 Juli 2025.
Empat Tupoksi Strategis Kesbangpol
Dalam sesi podcast tersebut, Nesan menjelaskan empat tugas pokok dan fungsi (tupoksi) utama Kesbangpol, yakni menjaga kesatuan dan keutuhan bangsa, menjaga stabilitas politik dan keamanan daerah, membina wawasan kebangsaan, serta mengawasi organisasi kemasyarakatan dan partai politik.
Menurutnya, stabilitas sosial dan politik hanya bisa dicapai jika masyarakat memiliki literasi publik yang baik. Karena itu, ia menekankan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi yang berimbang serta bebas dari hoaks dan disinformasi.
Klarifikasi Isu Viral
Nesan juga menanggapi insiden viral terkait dugaan pelarangan ibadah oleh seorang aparatur sipil negara (ASN) terhadap jemaat gereja di Bekasi. Ia menyebut peristiwa tersebut hanyalah kesalahpahaman yang sudah diselesaikan secara damai oleh kedua belah pihak.
“Sayangnya, informasi yang beredar di media sosial sering kali tidak utuh. Kalau komunikasi antara semua pihak berjalan baik, insiden seperti itu bisa dicegah,” jelasnya.
Insiden tersebut sempat memengaruhi indeks kerukunan Kota Bekasi. Namun, Nesan optimistis kondisi itu dapat dipulihkan dengan dukungan penuh dari Wali Kota Tri Adhianto dan Wakil Wali Kota Harris Bobihoe.
Bahkan, ia menargetkan Kota Bekasi bisa kembali menempati peringkat atas sebagai kota paling toleran di Indonesia, sekaligus meraih predikat sebagai Kota Harmoni Indonesia dalam waktu dekat.
Ajakan Merawat Kebersamaan
Menutup perbincangan, Nesan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga dan memperkuat semangat kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kuncinya adalah silih asah, silih asih, dan silih asuh. Keberagaman bukan hambatan, tapi berkah yang harus kita rawat bersama,” tandasnya.
Dengan komitmen kuat seluruh pihak, Kota Bekasi dinilai mampu menjadi teladan nasional dalam hal toleransi dan persatuan di tengah masyarakat yang multikultural.***(red)